Website Desa Sebagai Wujud Ide Dari Kampung Ilmu

Semerah.red - Membangun pendidikan tidaklah cukup hanya dengan membagun fasilitas belajar saja. Namun yang paling penting adalah membangun paradigma masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk generasi muda bangsa. Sama halnya dengan budaya membaca, tidak cukup jika hanya dengan menyediakan banyak buku, tanpa adanya kesadaran untuk membaca buku itu. Yah, itulah yang perlu di”bumi”kan saat ini. Nah, lantas sapa yang mempunyai tanggung jawab untuk ikut bersama membangun paradigma tentang pentingnya sebuah pendidikan?

Kalau menurut saya, tentulah masyarakat yang memiliki pengetahuan lebih dan beruntung yaitu Mahasiswa. Iya, mahasiswa. Mengapa mahasiswa? Mereka memiliki keberuntungan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Klo kita telusuri universitas di Indonesia masih disubsidi oleh pemerintah, jadi logikanya mahasiswa menggunakan uang rakyat dari hasil pajak untuk bersekolah. Nah maka dari itu pula semestinya mereka juga harus memanfaatkan ilmu dan jaringannya untuk kepentingan masyarakat, bukan hanya untuk diri sendiri. Ingat kepentingan rakyat.

Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengabdi di masyarakat, baik itu berbagi ilmu, idea dan banyak lagi tentunya. Namun ingat setiap kelompok masyarakat pasti memiliki kebutuhan dan permasalahan yang berbeda-beda. Misalnya masalah pendidikan. Masih banyak desa-desa yang ada di Kerinci kondisi pendidikanya cukup memprihatinkan.

Baiklah, kali ini saya akan bercerita tentang pendidika di Desa Kita Semerah, mungkin jarang diantara kawan-kawan di Dunia Maya yang mengetahuinya. Desa Semerah terletak di kabupaten Kerinci. Desa ini cukup besar dan luas, yang terletak di pingiiran tanah Cogok dengan Kondisi topografi yang tidak begitu berbukit dan udaranya yang sejuk meyuguhkan pemandangan yang eksotis. Namun dibalik itu, desa ini sangat minim fasilitas public. Terutama fasilitas pendidikan. Hanya memiliki 2 SD/MI dan 1 MTsN.

Beratnya beban perekonomian Rakyat berimplikasi dengan banyaknya siswa yang putus sekolah. Kebanyakan dari mereka memilih untuk bekerja bahkan ke Malaysia. Pekerjaannya, pembantu rumah tangga, buruh kayu dan buruh tani. Tidaklah heran jika hanya itu yang bisa di kerjakan. Minimnya pendidikan lemahnya keinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi memaksa mereka untuk langusng bekerja. Selain itu tingkat perekonomian dan kesejahteraan penduduk manambah kurangnya keinginan mereka untuk bersekolah Tinggi-tinggi.

Nah itu sedikit cerita dari kami, pertanyaanya kemudian, apa yang bisa kita lakukan? Sebagai generasi muda dan mahasiswa mari kita turut serta membangun pendidikan desa. Mengabdikan diri di bidang pendidikan, serta turut membangun desa. Kami mengundang kawan-kawan untuk bergabung dengan komunitas Kampung Ilmu dengan memberi ide-ide cemerlang berupa Ilmu pengetahuan di Website ini. Mari bersama-sama membangun desa. Merdesa!!!